أ
Di sini. Di batas waktu yang tak kunjung kau temui
[Barang kali saja] kau masih mengeja nama yang sama
deretan huruf vokal dan konsonan yang sama
Mengetengahkan gundah yang bergaduh
Menggenggam segenap roh kudus yang mengendap dalam diri
Entah sampai kapan
Mungkin hingga senja tenggelam ( mendekam dalam balutan selimut malam )
atau, bisa saja hingga pagi menjelang ( menghapus gelap yang bersarang pada ranting malam )
Tak ada yang dapat memastikan
ب
Sejauh mana kita melangkah
Sebatas itu waktu berkelindan tak tentu arah
Bahkan semakin mengukuhkan jarak yang membeku
Adakah aku terlambat, atau malah terlalu cepat?
Lantas, kenapa harus tergesa-gesa?
Bukankah langit masih dihinggapi awan yang sama, sayang.
"Kau lebih dari sekedar tahu, bahwa setiap garis yang telah dinisbahkan,
adalah waktu yang harus kita tuntaskan"
م
Entah, apakah ada orang di luar sana?
Apakah ada yang mendengar?
Senandung pilu yang sering kita dengungkan
Kurasa kau sudah tak mau tahu
Aku pun juga begitu
lebih baik kita bergegas, sayang.
Senja sudah semakin temaram
Kuharap kita tidak lupa jalan pulang
[ Tanpa Lilin, 18-10-2012 ]