.
29Waktu memang tidak sedikit pun memberi kita jeda
Untuk sekedar berkeluh kesah, meredakan sisa lelah yang terasa
Ia senantiasa bergerak, menghantarkan kita pada ujung usia
Sebab, Demi Waktu
Tuhan telah bertitah.
Dan demi waktu
Cinta yang ada
Menjelma dari rahim bunda
Lantas mengenalkanmu pada dunia
11
Dan sekarang, tampaknya aku dan dirimu harus lebih banyak mengerti
akan arti irama ini. Tanpa harus terus bersembunyi di balik bayang-bayang
karena cinta yang dulu hadir, dan kini tenggelam dalam remang
adalah irama alam yang mendera
Seperti matahari yang terbit dari timur. Dan tenggelam di ufuk barat
Seperti itu kau dan aku tertempa.
dan akhirnya, cukuplah aku memahami
Bahwa kisah ini tidak pernah benar-benar berakhir
Atau tuntas dengan kalimat terbatas
Sebagaimana Alfu Laila, Walaila berkisah
Episode berikutnya menunggu kita di ujung sana
88
Lalu berhentilah sejenak. Menjejakkan kaki pada semak
Atau, Rebah di pangkuan bunda
mengentaskan aroma kasih yang melanda
Dan biarkanlah kenangan itu tetap ada
Karena sejarah akan mencatat, bahwa sahabat itu nyata
Untukmu.
dan tentu saja Untukku.
Kini, biar angan yang bicara. Biar kata yang beri makna
Tidak perlu ada nama
Tidak juga ada cerita
Happy Anniversary, 29-11-1988
Tanpa Lilin,
Nasr City, 29-11-2010 M.